Sunday, October 2, 2011

Strategi Dakwah di Kampus yang Luas dan Tidak Satu Kompleks


Beberapa kampus negeri dan swasta memang memiliki kampus yang luas, seperti kampus universitas Indonesia Depok yang sangat luas dan diselingi hutan, Universitas Hasanudin Makassar yang bahkan angkutan umum masuk ke dalam kampus karena jarak yang jauh antara gedung kuliah dan jalan utama. Atau kampus yang memiliki lebih dari satu kompleks, seperti Universitas Negeri Jakarta  Rawamangun atau Institut Pertanian Bogor atau Universitas Dipenogoro Semarang. Saya sendiri berasal dari kampus yang yang kecil, di Institut Teknologi Bandung mahasiswa hanya butuh waktu 5-10 menit untuk berjalan dari gerbang depan ke depan belakang, dan hanya membutuhkan waktu 2 jam saja untuk menutup semua mading kampus dengan publikasi lembaga dakwah.
Jawaban saya akan pertanyaan ini bersumber dari diskusi saya dengan kader dakwah dari kampus lain, terutama dari kampus yang pernah saya kunjungi. Tantangan yang dihadapi dalam kondisi ini biasanya terkait syiar kampus dan koordinasi dakwah. Dua fokus inilah yang akan jadi pendekatan saya menjawab pertanyaan ini. Sebelumnya saya akan mengklasifikasikan kondisi geografis kampus untuk memudahkan pendekatan, yakni:
  1. Kampus memiliki lebih dari satu kompleks yang sangat berjauhan ( subjek pengamatan : IPB dan UNPAD)
  2. Kampus memiliki lebih dari satu kompleks, akan tetapi jarak tidak terlalu jauh ( subjek pengamatan  : UNJ )
  3. Kampus yang hanya satu fakultas saja yang terpisah dari kompleks kampus utama ( subjek pengamatan : UNAND )
  4. Kampus yang sangat luas dari segi geografis ( subjek pengamatan : UNHAS dan UI )
Empat klasifikasi ini akan menggunakan pendekatan tersendiri. Jawaban yang akan saya berikan merupakan gabungan dari pendapat kader dari kampus yang menjadi subjek  pengamatan dan pandangan ideal menurut saya pribadi. Sehingga mungkin ada perbedaan dari apa yang saya tuliskan dengan kenyataan di kampus yang menjadi subjek pengamatan.
Kampus memiliki lebih dari satu kompleks yang sangat berjauhan
Ada kampus yang dibangun di dua atau mungkin lebih kompleks yang dalam jarak yang berjauhan, selain IPB, UNPAD Bandung juga memiliki 2 kampus yang berjauhan. Saya akan melihat dengan kondisi di IPB terlebih dahulu. Ada dua kampus yang berjarak sekitar 10 km dan waktu tempuh sekitar 45 menit hingga 1 jam. IPB yang saya kenal adalah kampus yang memiliki kader dalam jumlah yang sangat banyak, dan memiliki masa Tahap Persiapan Bersama yang di asramakan. Kebijakan yang dibangun di kampus ini adalah membangun dua Lembaga dakwah, yang masing-masing berdomisili di masing-masing komplek kampus. Al Hurriyah dan Al Ghifary, dua lembaga dakwah kampus ini memiliki kebijakan dan arahan dakwah masing-masing akan tetapi tetap berkoordinasi dalam Forum Silahturahim LDK IPB untuk sinergisasi gerak dakwah.
Di UNPAD yang satu kampus berada di daerah jatinangor dan satu lagi di kota Bndung, kebijakan yang diambil adalah mengoptimalkan Lembaga dakwah di tingkat fakultas untuk mengoptimalkan gerak dakwah di masing-masing fakultas. Mereka tetap dengan satu lembaga dakwah tingkat kampus, akan tetapi ada penanggungjawab (PJ) LDK FKDF di kompleks UNPAD Bandung.  PJ ini bertugas untuk mengkordinir lembaga dakwah fakultas yang ada di kompleks kampus tersebut. Untuk agenda syiar skala kampus biasanya tempat kegiatan berpindah-pindah, dan bergantian antara kampus jatinangor dan kampus bandung.
Kampus memiliki lebih dari satu kompleks, akan tetapi jarak tidak terlalu jauh
Universitas Negeri Jakarta di daerah Rawamangun adalah kampus yang memiliki kompleks dua buah. Mereka menyebutnya Kampus A dan Kampus B, pembagian fakultas memang tidak merata, di kampus B hanya ada dua Fakultas, yakni MIPA dan Olahraga. Kebijakan yang diambil di kampus ini adalah tetap dengan satu komando dalam satu lembaga dakwah tingkat kampus. Dimana fungsi utama lembaga dakwah tingkat kampus adalah mengkoordinir dan menstimulus pergerakan di tingkat fakultas. lagi-lagi memang untuk kampus yang secara geografis luas, pendekatan dengan lembaga dakwah fakultas merupakan cara yang sangat jitu. Untuk agenda syiar biasanya diadakan di kampus A yang lebih banyak mahasiswanya dan juga menjadi basecamp dari lembaga dakwah kampusnya. Untuk “membawa” massa dari kampus A ke kampus B tidak begitu jadi masalah karena jarak yang hanya kurang dari 500 m saja. Media yang digunakan untuk mengajak dengan publikasi dan ajakan individu kader di masing-masing fakultas.   Sejauh pengamatan saya kebijakan ini berjalan dengan baik karena lembaga dakwah fakultas dapat menjalankan perannya dengan sangat baik. Pendekatan dakwah lebih intens dilakukan oleh lembaga dakwah tingkat fakultas, pengelolaan independen dari kaderisasi dan syiar dilakukan di fakultas.
Kampus yang hanya satu fakultas saja yang terpisah dari kompleks kampus utama
Biasanya ini terjadi pada kampus yang mempunyai fakultas kedokteran. Saya mengambil contoh UNAND dengan alasan kebetulan ketika menulis tulisan ini, saya sedang berada di Kota Padang. UNAND memiliki dua kampus. Kampus utama diatas bukit dan kompleks fakultas kedokteran UNAND di daerah Jati,  Kota Padang, mereka sering menyebut UNAND bawah. LDK FKI Rabbani UNAND cukup berperan besar dalam gerak dakwah di UNAND, LDF tetap ada, tetapi menurut pengamatan saya kekuatan LDK disini cukup besar. Sehingga beberapa agenda skala kampus dilakukan secara rutin. Untuk penanganan di kampus FK, didirikan SKI ( LDF ) tersendiri yang mengelola kaderisasi dan syiar secara mandiri. Sejauh ini syiar skala kampus selalu diadakan di kampus atas, dan sulit untuk mengajak massa non-kader dari kampus FK untuk mengikuti acara syiar di kampus atas. Mungkin bagian ini cocok dengan seluruh FK di seluruh Indonesia. Adanya FULDFK ( forum ukhwah lembaga dakwah fakultas kedokteran ) bisa menstimulus gerak dakwah di fakultas kedokteran yang relatif panjang karena ditambah pula dengan massa Koas. Saya sangat merekomendasikan untuk menguatkan dakwah di tingkat fakultas terkait kondisi ini.
Kampus yang sangat luas dari segi geografis
Bagi yang baru datang ke kampus UI Depok Anda pasti tidak akan langsung bisa menghafal dimana FE, dimana FT, dimana FH dan sebagainya. Karena memang luasnya kampus ini. Begitupula kampus UNHAS Makassar yang juga memiliki kampus yang sangat besar pula. Saya mengamati pada kampus yang besar secara geografis ini kekuatan LDK dalam menyentuh langsung massa kampus tidak begitu kuat. Apalagi dengan lembaga dakwah tingkat fakultas yang sangat kuat, dan memang untuk kondisi kampus yang besar secara geografis memang yang harus diutamakan kekuatan lembaga dakwah tingkat fakultas. lembaga dakwah tingkat kampus bisa dengen mengadakan sesekali agenda dakwah skala kampus dan membuat sinergisasi antara LDF, seperti membuat arahan dakwah bersama, isu bersama dan lainnya. Sehingga effort yang dikeluarkan lembaga dakwah tingkat pusat sedikit, akan tetapi karena didukung oleh lembaga dakwah tingkat fakultas, gerak dakwah tetap akan terasa. Fungsi lembaga dakwah tingkat fakultas dapat difokuskan kearah eksternal kampus, seperti menanggapi isu nasional, membantu akselerasi kampus lain, atau membangun jaringan skala internasional.

0 comments:

Post a Comment