Izaat Majeed, seorang pengusaha dan penulis warga Pakistan mengritik
mengenai umat Islam yang tidak maju-maju. Majeed menggambarkan bahwa maju
berarti mengikuti modernisasi terutama dalam sumber daya manusia. Kritiknya
ialah kenapa negara Islam tidak memiliki universitas yang setara dengan
Universitas Oxford dan Cambridge di Inggris atau Universitas Harvard, MIT ,
Caltech, Princeton dan puluhan universitas yang bertingkat tinggi dan ribuan
universitas yang cukup bagus di Amerika Serikat ? Kenapa negara kaya seperti
Saudi Arabia tidak meningkatkan pendirian universitas yang kelas atas ?
Dengan kekayaan yang luar biasa dari meledaknya harga minyak bumi sudah
selayaknya negara seperti Saudi Arabia, Irak, Iran bahkan Indonesia sanggup
menyewa profesor terbaik dan mendirikan perguruan tinggi kelas dunia.
Indonesia malah lebih parah lagi, mutu universitas merosot dengan pesat dan
pemikiran dunia pendidikan Indonesia umumnya masih paradigma kuno.
Ceriteranya kita masih berevolusi untuk kemerdekaan pendapat dan perjuangan
menumbangkan rezim penindas. Dan bangsa ini masih sibuk berurusan dengan
perang agama, kerusuhan Poso, kerusuhan Maluku, kerusuhan Ambon yang selalu
dinyatakan sebagai pemberdayaan kenegara berdasarkan agama. Pola berpikir
kita sudah sangat ketinggalan zaman bahkan dapat dikatakan sebagai primitip
kearah sektarian. Sedangkan yang namanya pendidikan tidak pernah
diperjuangkan, bagaimana bangsa Indonesia dengan umat Islamnya akan maju ?
Kalau ada yang mengritik dikatakan sebagai BUKAN ISLAM, lha siapa yang bisa
memajukan Islam kalau bukan Islam sendiri ?
Ribuan tahun lalu, bangsa Arab menemukan ALJABAR : ilmu dasar matematika
yang merupakan cikal bakal ilmu-ilmu modern yang dikemudian hari berkembang
terus dan menumbuhkan ilmu-ilmu baru. Matematika modern, Goneometri,
Analitika, Stereometri, Linier Programming, Operation Research, dan berbagai
ilmu untuk memecahkan berbagai masalah. Puncaknya ialah diketemukannya
komputer yang sanggup memecahkan persoalan rumit dalam waktu relatip
singkat, yang dengan alat-alat zaman dulu mungkin diperlukan beberapa puluh
tahun untuk memecahkan persoalan tadi. Ilmu berkembang terus dengan
munculnya Bill Gates yang merancang SUPER HIGHWAY, mendirikan Microsoft
dan perkembangan INTERNET menyebabkan paradigma bisnis dan paradigma
hubungan antar manusia lebih luas dan terbuka. Adakah orang-orang Islam yang
terkemuka dalam perkembangan ilmu tersebut setelah orang Arab zaman kuno
menemukan Ilmu Aljabar ? Adakah peraih hadiah NOBEL kaum Islam dalam
perkembangan ilmu-ilmu BISNIS, FISIKA, KEDOKTERAN, EKONOMI dan sebagainya ?
Justru disini tantangan kita untuk maju dengan paradigma modern. Malaysia
merupakan negara Islam tetapi menganut keterbukaan dan dunia pendidikan maju
pesat, Beberapa universitas Australia, Inggris dan Amerika mendirikan cabang
pendidikan di Malaysia sehingga memungkinkan orang Malaysia menuntut ilmu
berdasarkan kelas universitas maju tersebut dan dikemudian hari mampu
melanjutkan studi kenegara maju tadi.
Ribuan tahun lalu, orang-orang Cina menemukan mercon dan menggunakan untuk
MENGUSIR SETAN serta membuat mercon untuk perayaan-perayaan hari besar.
Orang-orang Barat mengubah penemuan mercon tersebut untuk membuat
persenjataan modern dan dikemudian hari seorang keturunan Jerman bernama
Werner Von Braun membuat roket yang menjadi cikal bakal pengiriman satelit.
Satelit kemudian digunakan untuk hubungan telekomunikasi dan kita menjumpai
Telpon Seluler yang merupakan sarana hubungan modern. Bagi orang Cina cuma
membuat mercon pengusir setan dan seperti orang Arab yang menemukan Aljabar
dan tak mengembangkannya. Dari mercon teknologi berkembang terus sehingga
dimanfaatkan untuk penemuan-penemuan baru yang merangsang penemuan komputer,
penemuan SOFTWARE canggih, penemuan bahan bakar padat yang digunakan untuk
meluncurkan roket, penemuan bahan kimia yang digunakan untuk berbagai
keperluan, bahkan ilmu-ilmu tadi digunakan untuk mencari obat-obatan bagi
penyakit manusia. Ilmu bisa digunakan untuk hal-hal positip dan bisa juga
untuk penemuan peralatan perang yang sangat merusak.
Sudah saatnya ada perubahan paradigma menuju kemajuan, sudah saatnya
berjihad dengan meningkatkan ILMU, dengan meningkatkan PRODUKTIVITAS, dengan
meningkatkan pergaulan sesama umat manusia, dengan semangat Win Win Solution
dan bukannya berjihad untuk DESTRUKTIP atau membuat pernyataan-pernyataan
KONTRAPRODUKTIP sebagaimana dilakukan oleh oknum-oknum Majelis Ulama
Indonesia yang mengeluarkan FATWA ( ala MUI ) tak berujung pangkal dan tanpa
pendalaman IMAN. FATWA ( ala MUI ) yang kontraproduktip lebih banyak
ruginya ketimbang bimbingan kepada umat, lebih banyak menuju kehancuran
ketimbang memajukan bangsa . Sedangkan memajukan bangsa sudah tentu dan
HAKULYAKIN merupakan JIHAD. Seperti juga ungkapan pengusaha dan penulis
Pakistan Izaat Majeed : “ Jihad bukan menubrukan pesawat terbang, tetapi
membuat pesawat terbang.” Jihad bukanlah DESTRUKTIP , tetapi tindakan dan
upaya yang KONSTRUKTIP, hakulyakinlah !
mengenai umat Islam yang tidak maju-maju. Majeed menggambarkan bahwa maju
berarti mengikuti modernisasi terutama dalam sumber daya manusia. Kritiknya
ialah kenapa negara Islam tidak memiliki universitas yang setara dengan
Universitas Oxford dan Cambridge di Inggris atau Universitas Harvard, MIT ,
Caltech, Princeton dan puluhan universitas yang bertingkat tinggi dan ribuan
universitas yang cukup bagus di Amerika Serikat ? Kenapa negara kaya seperti
Saudi Arabia tidak meningkatkan pendirian universitas yang kelas atas ?
Dengan kekayaan yang luar biasa dari meledaknya harga minyak bumi sudah
selayaknya negara seperti Saudi Arabia, Irak, Iran bahkan Indonesia sanggup
menyewa profesor terbaik dan mendirikan perguruan tinggi kelas dunia.
Indonesia malah lebih parah lagi, mutu universitas merosot dengan pesat dan
pemikiran dunia pendidikan Indonesia umumnya masih paradigma kuno.
Ceriteranya kita masih berevolusi untuk kemerdekaan pendapat dan perjuangan
menumbangkan rezim penindas. Dan bangsa ini masih sibuk berurusan dengan
perang agama, kerusuhan Poso, kerusuhan Maluku, kerusuhan Ambon yang selalu
dinyatakan sebagai pemberdayaan kenegara berdasarkan agama. Pola berpikir
kita sudah sangat ketinggalan zaman bahkan dapat dikatakan sebagai primitip
kearah sektarian. Sedangkan yang namanya pendidikan tidak pernah
diperjuangkan, bagaimana bangsa Indonesia dengan umat Islamnya akan maju ?
Kalau ada yang mengritik dikatakan sebagai BUKAN ISLAM, lha siapa yang bisa
memajukan Islam kalau bukan Islam sendiri ?
Ribuan tahun lalu, bangsa Arab menemukan ALJABAR : ilmu dasar matematika
yang merupakan cikal bakal ilmu-ilmu modern yang dikemudian hari berkembang
terus dan menumbuhkan ilmu-ilmu baru. Matematika modern, Goneometri,
Analitika, Stereometri, Linier Programming, Operation Research, dan berbagai
ilmu untuk memecahkan berbagai masalah. Puncaknya ialah diketemukannya
komputer yang sanggup memecahkan persoalan rumit dalam waktu relatip
singkat, yang dengan alat-alat zaman dulu mungkin diperlukan beberapa puluh
tahun untuk memecahkan persoalan tadi. Ilmu berkembang terus dengan
munculnya Bill Gates yang merancang SUPER HIGHWAY, mendirikan Microsoft
dan perkembangan INTERNET menyebabkan paradigma bisnis dan paradigma
hubungan antar manusia lebih luas dan terbuka. Adakah orang-orang Islam yang
terkemuka dalam perkembangan ilmu tersebut setelah orang Arab zaman kuno
menemukan Ilmu Aljabar ? Adakah peraih hadiah NOBEL kaum Islam dalam
perkembangan ilmu-ilmu BISNIS, FISIKA, KEDOKTERAN, EKONOMI dan sebagainya ?
Justru disini tantangan kita untuk maju dengan paradigma modern. Malaysia
merupakan negara Islam tetapi menganut keterbukaan dan dunia pendidikan maju
pesat, Beberapa universitas Australia, Inggris dan Amerika mendirikan cabang
pendidikan di Malaysia sehingga memungkinkan orang Malaysia menuntut ilmu
berdasarkan kelas universitas maju tersebut dan dikemudian hari mampu
melanjutkan studi kenegara maju tadi.
Ribuan tahun lalu, orang-orang Cina menemukan mercon dan menggunakan untuk
MENGUSIR SETAN serta membuat mercon untuk perayaan-perayaan hari besar.
Orang-orang Barat mengubah penemuan mercon tersebut untuk membuat
persenjataan modern dan dikemudian hari seorang keturunan Jerman bernama
Werner Von Braun membuat roket yang menjadi cikal bakal pengiriman satelit.
Satelit kemudian digunakan untuk hubungan telekomunikasi dan kita menjumpai
Telpon Seluler yang merupakan sarana hubungan modern. Bagi orang Cina cuma
membuat mercon pengusir setan dan seperti orang Arab yang menemukan Aljabar
dan tak mengembangkannya. Dari mercon teknologi berkembang terus sehingga
dimanfaatkan untuk penemuan-penemuan baru yang merangsang penemuan komputer,
penemuan SOFTWARE canggih, penemuan bahan bakar padat yang digunakan untuk
meluncurkan roket, penemuan bahan kimia yang digunakan untuk berbagai
keperluan, bahkan ilmu-ilmu tadi digunakan untuk mencari obat-obatan bagi
penyakit manusia. Ilmu bisa digunakan untuk hal-hal positip dan bisa juga
untuk penemuan peralatan perang yang sangat merusak.
Sudah saatnya ada perubahan paradigma menuju kemajuan, sudah saatnya
berjihad dengan meningkatkan ILMU, dengan meningkatkan PRODUKTIVITAS, dengan
meningkatkan pergaulan sesama umat manusia, dengan semangat Win Win Solution
dan bukannya berjihad untuk DESTRUKTIP atau membuat pernyataan-pernyataan
KONTRAPRODUKTIP sebagaimana dilakukan oleh oknum-oknum Majelis Ulama
Indonesia yang mengeluarkan FATWA ( ala MUI ) tak berujung pangkal dan tanpa
pendalaman IMAN. FATWA ( ala MUI ) yang kontraproduktip lebih banyak
ruginya ketimbang bimbingan kepada umat, lebih banyak menuju kehancuran
ketimbang memajukan bangsa . Sedangkan memajukan bangsa sudah tentu dan
HAKULYAKIN merupakan JIHAD. Seperti juga ungkapan pengusaha dan penulis
Pakistan Izaat Majeed : “ Jihad bukan menubrukan pesawat terbang, tetapi
membuat pesawat terbang.” Jihad bukanlah DESTRUKTIP , tetapi tindakan dan
upaya yang KONSTRUKTIP, hakulyakinlah !
0 comments:
Post a Comment